Oleh Adhi Isnanto, S.Pd.

adhi isnanto 2adhi isnanto 2World Health Organization (WHO) telah menetapkan virus Corona atau COVID-19 sebagai pandemi karena telah menyebar ke lebih dari 100 negara di dunia. WHO sendiri mendefinisikan pandemi sebagai situasi ketika populasi seluruh dunia ada kemungkinan akan terkena infeksi ini dan berpotensi sebagian dari mereka jatuh sakit. Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana atau meliputi geografi yang luas.

Pandemi COVID-19 akan berdampak dari berbagai sektor kehidupan seperti ekonomi, sosial, termasuk juga pendidikan. Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menyatakan bahwa, wabah virus corona telah berdampak terhadap sektor pendidikan. Hampir 300 juta siswa terganggu kegiatan sekolahnya di seluruh dunia dan terancam berdampak pada hak-hak pendidikan mereka di masa depan. Di Indonesia sendiri, dunia pendidikan juga ikut merasakan dampaknya. Jika kondisi seperti ini terus meningkat, maka sudah bisa dipastikan dampaknya terhadap sektor pendidikan juga akan semakin meningkat. Dampak yang paling dirasakan adalah peserta didik di instansi penyelenggara pelayanan pendidikan, seperti sekolah disemua tingkatan, lembaga pendidikan non formal hingga perguruan tinggi.

Pendidik/Guru harus memastikan kegiatan belajar-mengajar tetap berjalan meskipun peserta didik berada dirumah, inovasi pembelajaran merupakan solusi yang perlu didesain dan dilaksanakan oleh guru dengan memaksimalkan media yang ada seperti media daring (online). Guru dapat melakukan pembelajaran menggunakan metode E-Learning yaitu pembelajaran memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat komputer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet, guru dapat melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti Whatsapp (WA), telegram, aplikasi Zoom, g-meet ataupun media sosial lainnya sebagai sarana pembelajaran sehingga dapat memastikan siswa belajar diwaktu bersamaan meskipun ditempat yang berbeda. Guru juga dapat memberikan tugas terukur namun tetap memastikan bahwa tiap hari pembelajaran peserta didik terlaksana tahap demi tahap dari tugas tersebut. Banyak lagi inovasi lainnya yang bisa dilakukan oleh pendidik demi memastikan pembelajaran tetap berjalan dan siswa mendapatkan ilmu sesuai kurikulum yang telah disusun pemerintah.

Edukasi menjaga kebugaran dan kesehatan jasmani tampaknya menjadi kebutuhan tiap individu di masa pandemi. Jika saat sebelum pandemi tiap orang dapat berolahraga bebas, kini kegiatan olahraga harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian untuk meminimalisasi kontak fisik. Dengan demikian muncul pertanyaan seperti, apakah olah raga yang tepat? dan bagaimana melaksanakan olahraga yang benar di masa pandemi?

Pembatasan fisik dengan anjuran untuk tinggal di rumah tentunya mengurangi mobilitas. Hal ini kerap kali berdampak pada semakin menurunnya motivasi untuk berolahraga. Tidak hanya permasalahan olahraga, kombinasi dengan pola makan yang tidak tepat meningkatkan risiko obesitas dan penyakit komorbid lainnya. Padahal riset telah menunjukkan bahwa rutin berolahraga dengan frekuensi sedang dapat menurunkan risiko tertular infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) sebesar 40-50%. Berbanding terbalik dengan kebiasaan tidak baik yang justru dapat memperparah kondisi tubuh.

Berbagai latihan fisik yang data dilakukan di masa pandemi tidak hanya latihan secara umum, namun juga latihan-latihan yang didesain secara spesifik bagi penyakit tertentu seperti diabetes, jantung koroner, atau asma. Sedangkan untuk mengatasi masalah keterbatasan mobilitas rekomendasi berbagai kegiatan di rumah yang setara dengan berbagai olahraga kebugaran jasmani dapat dilakukan dengan terbatas dan sendiri dirumah, sebagai contoh di halaman depan rumah, di lantai atas bagi yang memiliki cukup tempat untuk olahraga statis (bergerak ditempat) maupun dinamis (bergerak cukup luas). Kemudian pada saat olahraga dilakukan perlu juga cukup terang dan menjadi penting pula terkena sinar matahari. Di lingkungan pedesaan dan perkebunan di manfaatkan pula dalam berkegiatan berkebun, karena selain berkeringat karena bergerak melakukakan aktivitas berkebun juga terkena sinar matahari maka dari itu para petani cukup bugar dan memiliki cukup tinggi imunitas tubuhnya. Tidak berhenti di situ, pola makan yang tepat serta kiat menjaga kesehatan rohani yang rupanya turut mempengaruhi kesehatan jasmani. Pola makan diantaranya adalah jaga asupan buah dan sayuran, batasi konsumsi panganan olahan, serta jadikan acara memasak dan makan sebagai rutinitas menyenangkan dan bahagia bersama keluarga. Tidak pula Kesehatan rohani terjaga dengan cara senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian kebugaran dan kesehatan jasmani senantiasa terjaga bahkan mampu memberi solusi pada masa pandemi.

* Penulis adalah Guru PJOK SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga

Komentar