Oleh : Noorman Budiawan, S.Pd *)
https://sma.kemdikbud.go.id/).
Merujuk pada Dokumen Kurikulum 2013, mata pelajaran sosiologi diajarkan pada jenjang SMA dengan tujuan: 1) meningkatkan penguasaan pengetahuan sosiologi dikalangan peserta didik yang berorientasi pada pemecahan masalah dan pemberdayaan sosial; 2) mengembangkan pengetahuan sosiologi dalam praktek keterampilan sosial peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah sosial; 3) menumbuhkan sikap religius dan etika sosial yang tinggi sehingga memiliki kepekaaan, kepedulian dan tanggungjawab memecahkan masalah-masalah sosial (Apabila mencermati tujuan pembelajaran sosiologi tersebut, maka pembelajaran sosiologi hendaknya diarahkan untuk melatih peserta didik SMA agar memahami dan membedakan persoalan-persoalan sosial disekitar mereka dengan perspektif materi sosiologi yang sedang mereka pelajari. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa yaitu dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek, atau project based learning (PjBL). Menurut Sugihartono, dkk (2015: 84) mengungkapkan metode proyek adalah metode pembelajaran berupa penyajian kepada peserta didik materi pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah yang selanjutnya dibahas dari berbagai sisi yang relevan sehingga diperolah pemecahan secara menyeluruh dan bermakna.metode ini memberi kesempatan siswa untuk menganalis suatu masalah dari sudut pandang peserta didik sesuai dengan minat dan bakatnya.
Hasil rujukan dari penelitian terdahulu diantaranya oleh Indri Rosiana Dewi (2019) menunjukan penggunaan model PjBL terhadap prestasi belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran Berbasis Proyek dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi, meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber dan memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran praktik dalam mengorganisasi proyek, dapat menambah pengalaman belajar serta membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
Salah satu pemanfaatan teknologi pendidikan yang dapat diterapkan sebagai media pembelajaran saat ini yaitu aplikasi canva. Canva merupakan aplikasi desain online yang didalamnya terdapat berbagai desain poster, grafik, brosur, presentasi, logo, video, sampul buku dan lainnya serta bisa juga berkoneksi dengan media sosial yang kita punya. Penggunaannya serta manfaatnya itu untuk membuat media ajar yang menarik dengan desain yang ada. Guru dan siswa berkreasi menciptakan suatu karya yang menarik untuk ditampilkan sebagai media pembelajaran di kelas.
Pertama, penentuan proyek. Siswa bersama guru menentukan tema proyek poster digital sosiologi apa yang akan dibuat.
Kedua, penyusunan rancangan proyek. Siswa dalam kelompoknya menyusun rancangan proyek poster digital. Mereka menentukan desain produk poster digital, alat dan bahan yang diperlukan, hingga pembagian tugas dalam kelompok.
Ketiga, penyusunan jadwal proyek. Setelah siswa merancang rancangan desain proyek poster digital, kemudian dibuat tahapan-tahapan pembuatan proyek tersebut. Yang kemudian dijabarkan secara detail waktu pengerjaannya dalam bentuk jadwal.
Keempat, penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring. Setiap kelompok mengerjakan pembuatan poster digital sesuai tema pembagian tugasnya. Sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan melakukan monitoring kegiatan setiap kelompok. Fasilitasi dilakukan dengan memberikan bimbingan terhadap kesulitan ataupun permasalahan yang dihadapi setiap kelompok. Sedangkan monitoring, dilakukan untuk memastikan proyek berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Kelima, penyajian hasil proyek. Setiap kelompok menyajikan produk poster digital tentang fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Kemudian kelompok lain memberikan umpan balik. Dalam memberikan umpan balik, siswa dapat mengevaluasi baik dari aspek seni terkait dengan desain poster, maupun dari sisi keterkaitan antara tema, gambar dan konten materi yang disajikan.
Keenam, evaluasi proses dan hasil proyek. Siswa bersama guru merefleksikan pengalamannya dalam membuat poster digital. Selain itu, guru juga memberikan penguatan terhadap kegiatan penyajian produk poster digital.
Ketika semua kelompok sudah selesai menyajikan produk poster di depan kelas, kemudian dapat di unggah di media sosial seperti instagram. Nantinya, siswa dapat memantau perkembangan interaksi dari pengguna media sosial terhadap poster digital miliknya. Apakah mendapat respon positif, atau sebaliknya. Respon positif dapat berupa, banyaknya view, like ataupun komentar, dan sebaliknya.
Melalui penerapan PjBL dengan membuat produk poster digital, harapannya dapat meningkatkan keaktifan belajar dan kreativitas siswa. Keaktifan dan kreativitas dapat tumbuh dan berkembang, baik saat proses maupun setelah selesai proyek. Pada saat proses, siswa dilatih untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, melalui merancang desain produk poster digital bertemakan fenomena sosial di masyarakat dengan elemen yang menarik dan estetik serta pemilihan warna, gambar, teks, dan tata letaknya sehingga orang tertarik untuk melihat dan memberikan penilaian tentang poster yang disajikan. Di sisi lain setelah selesai proyek, siswa dapat memanfaatkan produk poster digital sosiologi dari berbagai kelompok sebagai sumber belajar.
*) Noorman Budiawan, S.Pd., Guru Mata Pelajaran Sosiologi SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga
Komentar