Oleh : Adhi Isnanto, S.Pd. *
Sebagai ujung tombak di level paling bawah suatu lembaga Pendidikan / sekolah dituntut untuk membuat keputusan cepat dalam merespon surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang mengharuskan sekolah untuk memberlakukan pembelajaran dari rumah. Pendidik merasa kaget karena harus mengubah sistem, silabus dan proses belajar secara cepat. Siswa terbata-bata karena mendapat tumpukan tugas selama belajar dari rumah. Sementara, orang tua murid merasa stress ketika mendampingi proses pembelajaran dengan tugas-tugas, di samping harus memikirkan keberlangsungan hidup dan pekerjaan masing-masing di tengah krisis. Di tengah masa pandemi Covid-19 saat ini telah memberikan dampak terhadap disemua sektor kehidupan manusia, terkhusus pada sektor pendidikan. Banyak orang tua maupun peserta didik mengeluhkan akan nasib kehidupan dan masa depan yang masih belum jelas kapan pembelajaran luar jaringan (luring) dan pembelajaran tatap muka (PTM) seperti masa sebelum pandemi. Namun pada sebuah keluhan pasti terdapat peluang pada semua sektor, termasuk dalam dunia Pendidikan yaitu pendidik/guru maupun peserta didik/siswa memiliki peluang yang sangat besar dalam kreatifitas belajar maupun pembelajaran. Diantaranya adalah adanya pemebelajaran yang sangat inovatif dapat dilihat pada pemanfaatan teknologi yang sangat cepat dan mau tidak mau baik pendidik maupun peserta didik dipaksa untuk selalu mampu refleksi diri, meningkatkan kualitas diri, pengembangan diri dalam digitalisasi era industry 4.0.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) termasuk bagian yang terdampak cukup besar pada masa pandemi yang tak kunjung henti. Pada pembelajaran PJOK yang memiliki dasar bergerak tidak menyurutkan semangat belajar yang cukup tinggi baik bagi pendidik/guru maupun peserta didik/siswa yang harus tetap berjalan sebagaimana mestinya yaitu praktek dan bergerak baik dengan cara statis maupun dinamis serta penuh dengan semangat pengembangan pembelajaran inovatif.
Peluang yang ada dalam pembelajaran PJOK yang dapat dikembangkan adalah dengan cara menemukan masalah gerak yang terjadi dalam pembelajaran praktek yang harus tetap dilakukan oleh peserta didik dalam rangka memenuhi kebutuhan gerak dapat dilakukan dengan dalam jaringan (daring) yaitu pembelajaran berbasis teknologi dan dapat di awasi dengan menggunakan media power point dan platform whatsapp, zoom meeting, g-meet, google class room maupun learning management system yang di buat oleh setiap sekolah.
SMAN 1 Rembang Purbalingga Provinsi Jawa Tengah adalah sekolah yang memiliki pendidik/guru kreatif dalam setiap mata pelajaran dan terintegrasi dengan program pemerintah yaitu merdeka belajar. Hal ini di tunjukan pada setiap proses pembelajaran yang sangat bervariatif dalam memilih platform yang digunakan pada setiap guru mata pelajaran dalam pembelajaran daring/online. Dalam mata pelajaran PJOK khususnya platform yang digunakan adalah whatsapp, zoom meeting, g-meet, google class room. Dengan menggunakan platform tersebut ternyata memiliki minat dan semangat yang cukup tinggi dan masih bisa melakukan pada aspek motorik / praktek secara statis maupun dinamis, mampu pula dalam aspek pengetahuan, aspek afektif dan dapat di awasi on camera pada platform g-meet.
Adapun strategi dan inovasi yang dapat di lakukan oleh Pendidik/guru PJOK dalam pembelajaran pada masa pandemi adalah :
1. Keterlibatan orang tua
Ketika dalam proses belajar dari rumah, orang tua memiliki fungsi yakni sebagai pendamping sekaligus contoh. Peran orang tua tentu sangat besar sekali. Sebab guru tidak bisa mengawasi secara maksimal. Maka peran orang tua sangat besar dalam pembelajaran.
2. Pemanfaatan dan memaksimalkan teknologi
Makna dari teknologi pembelajaran merupakan aplikasi atau media yang telah dirancang secara modern dan dimanfaatkan sebagai teori dan praktik dalam pembelajaran, sebagai sumber belajar. Saat ini teknologi yang sudah bayak digunakan dalam dunia pendidikan adalah teknologi Informasi.
Adanya informasi yang digunakan untuk media pembelajaran dapat berdampak positif bagi para siswa, yaitu mereka bisa lebih mudah dalam mencari informasi yang diperlukan selama proses pembelajaran. Media yang bisa digunakan adalah dengan menyediakan komputer dan Internet di tiap-tiap sekolah.
3. Pembelajaran Jarak Jauh / Daring / Tatap Maya Melalui Teleconferece
Pembelajaran sinkron (synchronous) adalah pembelajaran yang dilakukan secara real time yaitu dimana pemebelajaran yang dilakukan antara guru dengan siswa/peserta didik sama-sama online dan dapat melakukan kominikasi dua arah secara langsung memberikan feedback. Sedangkan pembelajaran asinkron (asynchronous) adalah pemebelajaran yang dilakukan secara tunda, maksudnya pembelajaran yang tidak harus sama-sama online akan tetapi dilakukan dengan platform yang dimiliki google seperti GCR (Google Class Room) maupun LMS (Learning Management sistem), dimana materi sudah dipersiapkan guru/pendidik supaya dapat diakses oleh siswa/peserta didik secara fleksibel yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.
4. Pembuatan Inovasi Alat Peraga sederhana ataupun dari barang bekas
Sebagai seorang guru mampu berpartisipasi dalam pelatihan program rintisan penelitian tindakan kelas (PTK) INOVASI dengan membuat semacam program Guru BAIK (Belajar – Aspiratif – Inklusif – Kontekstual). Program semacam ini mampu dimanfaatkan untuk ajang saling berbagi dan belajar bersama guru lainnya. Salah satu metode pembelajaran yang di gunakan dari hal ini adalah metode pembelajaran aktif dengan menggunakan alat sederhana berbahan dari papan bekas yg dipotong dirangkai menggunakan tali pramuka yang digunakan untuk latihan gerak spesifik kelincahan dalam olahraga yang disebut dengan RANGKAS JILAT KARAGA (Barang Bekas Menjadi Alat Kelincahan Olahraga), atau dalam alat yang terdapat pada toko olahraga disebut Ladder. Dengan metode ini, diakuinya siswa lebih gemar dan bersemangat dalm pembelajaran kebugaran jasmani khususnya pada aspek kelincahan. Metode pembelajaran ini dapat dikombinasikan dengan penggunaan alat olahraga maka siswa/peserta didik lebih senang dengan metode ini serta merasa seperti belajar sambil bermain dengan alat yang sederhana namun menarik.
5. Pembuatan video Pembelajaran oleh Pendidik/guru
Video pembelajaran mampu menayangkan pesan pengajar secara realistik, memiliki perangkat (features) yang sangat bermanfaat untuk digunakan saat belajar. Salah satunya adalah slow motion, mampu memperlambat gerakan yang bergerak cepat ataupun mengulang kembali pemutaran video sehingga siswa mudah mempelajari dan mengulang kembali pembelajaran yang disampaikan guru melalui video pembelajaran. Video mampu menambah dimensi baru dalam pembelajaran, peserta didik tidak hanya melihat gambar dari bahan ajar cetak dan suara dari program audio, tetapi di dalam video peserta didik bisa memperoleh keduanya, yaitu gambar bergerak beserta suara yang menyertainya. Hal ini akan membuat pembelajaran makin menarik perhatian peserta didik.
Untuk pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Rekreasi sangat membutuhkan video pembelajaran yang dibuat oleh guru sendiri maupun yang berasal dari YouTube karena menekankan peluasan aspek ranah kognitif dan banyak aspek motorik / praktik dalam pengukuran kompotensi siswa. Pembelajaran praktek dapat disajikan dengan melalui media video pembelajaran karena menujukan cara kerja yang baik dan benar kepada siswa. Apabila terkendala tidak mempunyai laptop ataupun kesusahan dalam membuat video pembelajaran cara membuat video pembelajaran tidak begitu sulit dan dapat menggunakan smartphone. Untuk memulai membuat video pembelajaran di Android, sebenarnya tidak sulit, hanya membutuhkan sebuah aplikasi yang sudah sangat familier di kalangan editor video. Ada banyak software yang bisa digunakan dalam pembuatan video pembelajaran, sebagai contoh adalah aplikasi Movie Maker dari Windows, Wondershare filmora, Adobe Premiere, Corel Video Studio. Dalam proses ini, guru/pendidik dituntut untuk bisa berkreasi, keluar dari zona nyaman (comfort zone) dan berpikir out of the box agar video pembelajaran bisa tetap menarik, menyenangkan, dan tidak membuat jenuh siswa/peserta didik.
Dari strategi dan inovasi pembelajaran PJOK di atas tentunya masih dapat dikembangkan oleh guru/pendidik dalam berbagai bentuk publikasi ilmiah, baik PTK (Penelitian Tindakan Kelas) maupun dalam bentuk artikel yang di publikasikan di media baik media masa muapun media berbasis website.
Dari strategi dan inovasi pembelajaran PJOK di atas tentunya masih dapat dikembangkan oleh guru/pendidik dalam berbagai bentuk publikasi ilmiah, baik PTK (Penelitian Tindakan Kelas) maupun dalam bentuk artikel yang di publikasikan di media baik media masa muapun media berbasis website.
* Penulis adalah Guru PJOK SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga
Komentar