Rembang – Seluruh siswa, guru dan karyawan SMAN 1 Rembang berhamburan keluar ruangan pada Jumat 26 April 2019 pukul 08.05 WIB. Pasalnya, dari pusat informasi diumumkan terjadi keadaan darurat yang membahayakan. Seluruh warga sekolah disuruh menuju titik kumpul mengikuti arah jalur evakuasi yang sudah terpasang di tembok-tembok SMAN 1 Rembang.
Setelah semua warga sekolah berkumpul di lapangan upacara sebagai titik kumpul utama, kepala sekolah, Purwito, S.Pd., menjelaskan bahwa situasi yang baru saja terjadi adalah simulasi evakuasi bencana. Purwito menyampaikan bahwa kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka menindaklanjuti surat edaran Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 4411/D/HM/2019.
Dalam surat edaran tersebut setiap sekolah dihimbau untuk mengadakan simulasi evakuasi bencana pada Hari Kesiapsiagaan Bencana tanggal 26 April 2019 dan memasang slogan Siap dan Selamat selama pelaksanaan simulasi berlangsung melalui media publikasi.
Purwito mengatakan bahwa bencana bisa terjadi kapan saja, kapan saja dan bisa mengenai siapa saja. Oleh karena itu, seluruh warga sekolah, harus selalu siap siaga saat terjadi bencana. Salah satunya adalah mengikuti petunjuk yang diumumkan oleh pihak berwajib, tidak panik dan tidak membuat suasana tambah gaduh.
Sementara itu pembina PMR SMAN 1 Rembang, Doriyanto, menyampaikan bahwa kemungkinan bencana yang paling besar terjadi di Rembang adalah gempa bumi. Pada saat terjadi gempa, seluruh warga dihimbau untuk keluar rumah dan menuju tanah lapang. Jika berada di ruangan untuk berlindung di bawah meja, masuk almari dan menuju ke pojok ruangan.
Komentar